Laman

Jumat, 18 Februari 2011

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Nama : HENI PUJIARTI
Npm : 10208585
Kelas : 3EA10
Tugas : Sofsklill Bahasa Indonesia 2
Tugas Ke-1

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
I. Latar Belakang Masalah
Penelitian berasal dari hasrat keingintahuan manusia akan suatu masalah. Biasanya berupa pernyataan- pernyataan yang timbul dari permasalahan yang ingin diselesaikan, sehingga memperoleh pengetahuan baru yang dianggapnya benar. Pengetahuan baru berasal dari penalaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penalaran adalah satu proses berfikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.
Data yang dapat digunakan untuk penalaran untuk mencapai satu simpulan yang berbentuk kalimat pernyataan. Data atau fakta yang dinalar itu boleh benar dan tidak benar. Disinilah letaknya kerja penalaran. Orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak data yang belum jelas kebenaranya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai simpulan. Satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Disini saya akan membahas dua jenis penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.

II. Permasalahan
a. Definisi penalaran deduktif ?
b. Macam – macam penarikan simpulan secara deduktif ?
c. Definisi penalaran induktif ?
d. Beberapa bentuk penalaran induktif ?

III. Pembahasan Masalah
a. Definisi Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari proporsisi tempat menarik simpulan itu. Proporsisi tempat menarik simpulan disebut premis.

b. Macam -macam penarikan kesimpulan secara deduktif
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
Menarik simpulan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh :semua S adalah P (premis)
sebagian P adalah S
semua ikan berdarah dingin (premis)
sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)
Menarik simpulan secara tidak langsung, memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan prems yang ke dua adalah premis yang bersifat khusus.

c. Definisi Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

d. Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
1. Generalisasi adalah proses yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapat simpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Jika dipanaskan besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan logam memuai.
2. Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A
Oleh sebab itu Ali dapat menjelaskan tugasnya dengan baik.
3. Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala yang saling berhubungan.
Contoh : Tombol ditekan akibatnya bel berbunyi.

IV. Simpulan
Kedua penalaran tersebut di atas (penalaran deduktif dan induktif), seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Jika penalaran deduktif lebih menekankan pada kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Sedangkan penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif yaitu pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

V. Daftar Pustaka
Arifin,Zaenal,E dan Tasai,Amran,S.1992.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan tinggi. Akademika Presisindo.
Tjiptadi, Bambang.1984.Tata Bahasa Indonesia. CetakanII. Jakarta: Yudistira.
Mustakim.1991.Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar