Laman

Senin, 25 Oktober 2010

PERILAKU KONSUMEN MODEL PERILAKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

Nama : HENI PUJIARTI
Npm : 10208585
Kelas : 3EA10

PENDAHULUAN
A. BUDAYA
Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap, dan simbol lain yang bermakna melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran, dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dan nilai-nilainya diteruskan dari satu generasi ke generasi lain. Pengaruh lingkungan budaya memiliki 2 elemen, yaitu:
1. Elemen Abstrak
Seperti nilai, sikap, gagasan, tipe kepribadian.
2. Elemen Materil, mencakup benda-benda seperti : buku, komputer, peralatan, gedung, produk spesifik.
Sikap & Perilaku yang Dipengaruhi Budaya
• Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space)
• Komunikasi dan bahasa
• Pakaian dan penampilan
• Makanan dan kebiasaan makan
• Waktu dan kesadaran akan waktu
• Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
• Nilai dan norma
• Kepercayaan dan sikap
• Proses mental dan belajar
• Kebiasaan Kerja
Budaya Populer
Masyarakat modern yang hidup di hampir semua negara memiliki kesamaan budaya, yaitu budaya populer. Budaya populer dinikmati bersama oleh semua masyarakat yang melewati batas negara, bangsa, agama, ras, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Mowen dan Minor (1998) mengartikan budaya populer sebagai budaya masyarakat banyak Budaya populer :
• Mudah dipahami oleh sebagian besar anggota masyarakat, dan tidak memerlukan pengetahuan yang khusus untuk memahaminya.
• Bisa dinikmati oleh sebagian masyarakat suatu bangsa
• Bisa diperoleh dan dibeli dengan mudah.
• Akan mempengaruhi perilaku konsumen, Jenis budaya popular Iklan, televisi, musik, radio, pakaian & asesoris, games, film, komputer.

B. KELAS SOSIAL
Pengertian Kelas Sosial
Menurut U. Sumarwan (2000) Kelas Sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda.
Kelas Sosial
• Mengelompokkan keluarga atau rumah tangga, bukan konsumen sebagai individu.
• Akan mempengaruhi apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen atau sebuah keluarga Mempengaruhi jenis produk, jenis jasa dan merek yang dikonsumsi konsumen.
• Mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat berlibur dari seorang konsumen.
Perbedaan Kelas Sosial
Akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau keluarga.
Penentu kelas sosial menurut Engel et. Al. (1994)
a) Pekerjaan
Sangat mempengaruhi gaya hidup dan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek.
b) Prestasi Pribadi
Individu yang berhasil / bereputasi baik cenderung akan diceritakan orang. Hal ini akan menempatkan posisinya di mata masyarakat.
c) Interaksi
Orang merasa paling senang bila berada bersama orang dengan nilai dan perilaku yang sama. Interaksi biasanya terbatas pada kelas sosial langsung seseorang.
d) Pemilikan
Keputusan pemilikan akan sesuatu dapat menentukan kelas sosial seseorang dilihat dari jumlah pemilikan dan sifat pilihan.
e) Orientasi Nilai
Nilai yaitu kepercayaan bersama mengenai bagaimana orang harus berperilaku, menunjukkan kelas sosial dimana ia berada.
f) Kesadaran Kelas
Individu yang relatif sadar akan perbedaan kelas lebih mungkin berasal dari kelas yang lebih tinggi.


C. PENGARUH PRIBADI
Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan pentingdalam pengambilan keputusan konsumen.
Jenis Kelompok Acuan
• Kelompok Formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi.
• Kelompok Informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan sifat keanggotaan tidak tercatat.
• Kelompok Aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya.
• Kelompok Disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan.
Komunikasi Lisan
Seorang Konsumen seringkali meminta pendapat mengenai produk dan jasa kepada teman, keluarga atau kelompok acuan lainnya. Proses Komunikasi dengan kelompok acuan dilakukan secara lisan Kelompok acuan yang memberikan pendapat atau opini disebut pemberi pengaruh atau pemimpin opini (Opinion Leader).

D. KELUARGA & RUMAH TANGGA
Keluarga yaitu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu :
• Rumah Tangga Biasa adalah seorang atau kelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu.
• Rumah Tangga Khusus adalah orang- orang yang tinggal di asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola oleh suatu lembaga, dan kelompok orang yang mondok dan berjumlah 10 orang atau lebih.

E. SITUASI
Menurut Engel, et.Al (1994) pengertian situasi adalah pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi Konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu menurut Mowen dan Minor (1998).

5 Karakteristik Situasi Konsumen
1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
2. Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut
3. W a k t u
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen.
4. T u j u a n
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa- gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.

Jenis Situasi Konsumen
1. Situasi Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1. Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2. Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, brosur.
3. Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2. Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami atau dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
3. Situasi Pemakaian
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
Bentuk Utama Pengaruh Situasi
• Lingkungan Fisik Toko Eceran – Lingkungan Toko
a. Lokasi Toko
Lokasi Toko sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan berbelanja. Para Pedagang Kaki Lima adalah orang yang paling tahu mengenai pentingnya lokasi.
b. Layout toko
Layout toko mencakup tata letak produk, kasir dan arus konsumen di dalam toko. Tata letak yang baik akan membantu produsen agar bisa menampilkan produknya dengan baik, memudahkan konsumen berbelanja, dan meningkatkan efisiensi kerja perugas.
c. Musik
Musik adalah bagian penting untuk melengkapi kenyamanan suatu toko. Tata suara penting sebagai media komunikasi langsung antara pengelola toko dengan konsumen. Suatu hasil penelitian menyatakan bahwa musik dengan tempo lambar menyebabkan waktu berbelanja lebih lama dan jumlah uang yang dibelanjakan lebih banyak dibanding dengan musik tempo cepat yang diperdengarkan.
d. W a r n a
Warna adalah unsur penting dalam interior sebuah toko. Warna yang cerah seperti kuning dan merah akan lebih menarik pengunjung untuk datang ke toko dibandingkan warna yang lembut seperti hijau dan biru.
e. Produk yang tersedia di tempat penjualan
Produk yang dipajang di rak bisa berfungsi sebagai rangsangan yang menarik konsumen untuk melihat dan membeli produk tersebut. Konsumen lebih tertarik untuk datang ke toko yang banyak barang dagangannya sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.
f. Kesesakan
Toko memiliki jumlah pengunjung berbeda tergantung hari dan waktu. Konsumen yang datang pada hari-hari yang sesak pengunjung mungkin akan mengurangi waktu berbelanjanya dan menunda pembelian beberapa produk, karena merasa tidak nyaman berada di toko yang sesak pengunjung.
• Lingkungan Sosial Toko
Lingkungan Sosial Toko adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya, dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan. Para Staf Toko, pramuniaga atau tenaga penjualan yang berada di toko memegang peranan penting dalam mempengaruhi konsumen. Keprofesionalan, keramahan, keakraban, penampilan menarik mereka akan memberikan citra positif kepada toko dan menyebabkan konsumen kembali lagi berbelanja di toko tersebut.
• Pengaruh Waktu
Waktu adalah faktor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Berapa banyak waktu yang dimiliki konsumen untuk berbelanja akan mempengaruhi cara berbelanja. Waktu bisa dianggap sebagai sebuah produk. banyak produk dikembangkan untuk menghemat waktu konsumen, sehingga penghematan waktu sering dikomunikasikan sebagia atribut penting dari produk tersebut. Contoh: mesin cuci, rice cooker, handphone, restoran fast food dan lain- lain.

PENTUP
Kesimpulan
Dalam model perilaku pengambilan keputusan konsumen salah satunya dipengaruhi oleh Lingkungan. Adapun pengaruh lingkungan tersebut dipengaruhi oleh lima komponen yaitu budaya, Kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Semua komponen tersebut sangat berkaitan satu sama lain yang memiliki dampak pengaruh lingkungan yang cukup besar. Dalam pengambilan keputusan konsumen dalam keluarga pengaruh terbesar dalam pengambilan keputusan berada di peran istri. Karena istri sangat mengetahui kebutuhan keluarganya dan istri cederung memilih produk yang kualitasnya lebih baik untuk di konsumsi oleh keluargannya. Selanjutnya yng berperan adalah keputusan suami, keputusan otonomi dan keputusan negara. Semua ini sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan konsumen dalam memilih produk yang ia butuhkan.


DAFTAR PUSTAKA
Nugroho. Widyo, Seri diktat kuliah Ilmu budaya dasar , Gunadarma, Jakarta, 1994
Budiarto.Teguh, Seri diktat kuliah Dasar Pemasaran, Gunadarma, Jakarta, 1993
Kotler.Philips,ManajemenPemasaranEdisiMillennium,NorthwesternUniversity,Indeks, Jakarta, 2000

Rabu, 13 Oktober 2010

PERILAKU KONSUMEN MENGANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELI

NAMA : HENI PUJIARTI
NPM : 10208585
KELAS : 3EA10

PENDAHULUAN
Tujuan Pemasaran adalah memenuhi serta memuaskan keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perlaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Memahami perilaku konsumen dan “mengenal pelanggan” sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Pelanggan mungkin menganggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka dalam menit-menit terakhir.
Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru keistimewaan produk, harga saluran pemasaran, pesan iklan dari bauran pemasaran lainnya.



LANDASAN TEORI
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Untuk menjelaskan perilaku pasar konsumen perlu dibangun model analisis yang memadai. Keputusan pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli merupakan respon prilaku atas stimultan yang diterima konsumen. Model yang berdasarkan pada proses prilaku konsumen ini sering dikenal dengan model rangsang tanggapan (stimulus respons models).
Didasarkan pada konsep memahaman yang memperkuat kembali (Reinforcement Theory of Learning) atas motivasi seseorang sebagai respon atas stimultan yang diterima sebelumnya. Respon yang terjadi (effects of learning) akan menjadikan perilaku seseorang (merupakan faktor keluaran) model ini dikembangkan oleh ahli psikologi, BF Skiner (1971).
Stimultan merupakan masukan proses prilaku dibedakan atas rangsangan dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedang proses pemgambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen respon perilaku pasar konsumen sebagai keluaran dapat merupakan keputusan pembelian (dan pembeli selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian menolak produk yang ditawarkan. Model rangsangan tanggapan S-R model adalah sebagai berikut :
Faktor-faktor stimultan aspek pemasaran meliputi seluruh kegiatan yang ditunjukan kepada pasar. Meliputi :
Aspek Produk : Kuantitas, model baru, bahan yang dipergunakan.
Aspek Harga : Harga murah, harga prestise, pemberian diskon, fasilitas kredit
Aspek Promosi : Iklan, Promosi Penjualan, Salesgrils, publisitas.
Aspek Distribusi : Kemudahan dalam memperoleh, menarik dan membandingkan barang.
Stimulus lingkungan faktor-faktor eksternal pribadi seseorang. Merupakan kondisi yang terjadi pada saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi. Berdasarkan kenyataan konsumen terpengaruh untuk melakukan sesuatu.
Kondisi ekonomi : Pendapatan sekarang, harapan pendapatan dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi.
Perkembangan teknologi : Informasi produk baru adanya barang atau kebutuhan subtitusi atau komplementer.
Situasi politik : Resiko, fasilitas kemudahan, peraturan pembatasan.
Kodisi budaya : Tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, upacara dan kepercayaan.
FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Faktor Personal
• Motivasi, adalah dorongan internal untuk melakukan tindakan sesuatu sebagai usaha pemenuhan kebutuhan. Manusia perlu memenuhi kebutuhan Fisik, psikis, hasrta, perasaan. Menurut Herzberg, mengembangkan teori dua faktor satisfier (faktor- faktor yang menyebabkan kepuasan) ketidak beradaan dissatisfier tidaklah cukup sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian. Teori motivasi Herzberg memiliki dua motivasi pertama penjual harus berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfier (contoh buku petunjuk kebijakan yang buruk atau pelayanan yang buruk). Walaupun hal-hal itu tidak menyebabkan lakunya sebuah produk hal itu bisa dengan mudah menyebabkan produk tidak terjual.
Kedua, produsen memotivasi satisfier atau motivator pertama pembeli dipasar danmenyediakan faktor satisfier itu. Satiesfier ini akan menghasilkan perbedaan besar terhadap merek yang dibeli pelanggan. Motivasi seseorang melakukan kegiatan atau tindakan adalah usaha untuk mencapai tingkat kepuasan (faktor motivasi) atau untuk menekan rasa ketidakpuasan.
Teory Maslow, berusaha menjelaskan mengapa orang didorong kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu, mengapa seseorang menghabiskan waktu dan tenaga besar untuk mendapatkan pengamanan pribadi dan orang lain untuk mendapatkan penghargaan dari sesamanya? Jawaban Maslow adalah karena kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kebutuhan tersebut tidak akan lagi menjadi motivator dan ia akan berusaha memuaskan kebutuhan terpenting berikutnya. Teori Maslow membantu pemasar memahami bagaimana bermacam-macam produk dapat disesuaikan dengan rencana, sasaran dan kehidupan konsumen.

• Persepsi, adalah proses pemilihan, pengorganisasian dan pengertian informasi berdasarkan pengalaman pribadi. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Kata kunci dalam presepsi adalah individu seorang mungkin beranggapan wiraniaga berbicara dengan cepat sebagai seorang yang aggresif dan tidak jujur, yang lain beraganggapan
orang yang sama sebagai orang yang pintar suka membantu. Persepsi seseorang dapat berbeda dengan orang lain karena adanya subposes selektif terhadap obyek yang menjadi stimulant masukanya.
Subproses selektif meliputi :
Eksprosur selektif, adalah hanya stimuli yang terekspose secara menarik akan mendapatkan perhatian seseorang.
Atensi Selektif, stimuli akan mendapatkan perhatian apabila sesuai dengan kepercayaan.
Retensi Selektif, seseorang hanya akan mengingat stimulus apabila memang berkehendak untuk mengingatnya.
• Pemahaman (learning), adalah proses pengubahan pemikiran atau pemahaman seseorang karena adanya pengalaman-pengalaman pribadi (diri senditi ataupun orang lain) sebelumnya.
• Kepercayaan (belief), adalah deskripsi tingkat penerimaan pemikiran seseorang atas sesuatu objek atau gejala. Keyaki8nan mungkin berdasarkan pengetahuan pendapat semuanya mengandung faktor emosional. Tentu saja perusahaan manufaktur sangat tertarik dengan keyakinan yang ada dalam pikiran orang –orang tentang produk dan jasa mereka. Keyakinan itu membentuk citra produk dan merek dan orang bertindak berdasarkan citra tersebut. Yang paling penting dalam pemasar global adalah adanya fakta bahwa pembeli sering mempertahankan keyakian yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara asal mereka. Beberapa penelitian negara asal telah menemukan hal-hal sebagai berikut :
Dampak negara asal bberbeda-beda menurut jenis produk
Negara-negara tertentu memiliki reputasi yangn baik atas produk tertentu
Kadang persepsi tentang negara asal dapat meluas melebihi produk-produk tertentu dan meliputi produk keseluruhan disetiap negara
Semakin menguntungkan citra suatu negara seharusnya semakin menonjol pula label “made in….” yang dipajang untuk mempromosikan suatu merek.
Sikap negara asal dapat berubah dari waktu ke waktu
• Sikap (Attitude), penilaian relatis seseorang suatu obyek atau pemikiran tertentu secara konsisten.
• Kepribadian (personality), adalah karakteristik psikologi yang relative konsisten terhadap respon akhir suatu objek dilingkungannya. Kepribadian biasa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi.Kepribadian menjadi variable yang sangat berguna dalam mengalisis konsumen asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat, dan asalkan mendapatkan kolerasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. Yang juga berkaitan dengan kepribadian adalah konsep-diri atau citra pribadi seseorang. Pemasar berusaha mengembangkan citra merek sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran. Mungkin saja konsep-diri actual seseorang (bagaimana memandang dirinya) berbeda dengan konsep-diri idealnya( ingin memandang diri seperti apa) dan konsep diri orang lain-nya ( bagaimana ia menganggap orang lain memandang dirinya) konsep-diri mana yng mau dipuaskan dalam melakukan suatu pembelian? Karena sulit menjawab pertnyaan itu teori konsep diri memakai catatan keberhasilan yang beragam salam mengamalkan tanggapan konsumen terhadap citra merek.
2. Faktor sosial, adalah pengaruh-pengaruh eksternal terhadap keputusan seseorang. Faktor tersebut meliputi peran seseorang dimasyarakat dan hubungan sosial terdekat yaitu keluarga sampai pengaruh budaya.
• Peran dan status
Peran, adalah kegiatan seseorang untuk menyatakan keberadaan, atau yang diharapkan pada diri dan lingkungannya. Status, adalah penghargaan umum kelompok atau masyarakat terhadap seseorang.
• Keluarga, merupakan organisasi pembelian (kosumen) yang paling penting dalam masyarakat dan menjadi objek penelitian yang penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan acuan primer yang paling berpengaruh kita dapat membedakan dua keluarga adalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang dari orang tua seorang mendaoatkan orientasi atas agama, politik, ekonomi serta ambisi pribadi, haraga diri dan cinta bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi dengan keluarganya pengaruh keluarga terhadap pembeli tetap akan berpengaruh signifikan. Dinegara-negara dimana orang tua tinggal dengan anaknya yang sudah dewasa, pengaruh mereka menjadi sangat besar. Pengaruh yang langsung terhadap pembeli dalam kehidupan sehari-hari adalah keluarga proreaksi yaitu pasangan anak-anak seseorang.
• Kelompok Reverensi, dalah kelompok yag secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang.
• Klas Strukture, adalah tingkatan adari struktur klas yang berjenjang dan relative permanen dalam persamaan nilai dan perilaku.
• Subkultur,adalah kelompok masyarakat yang mempunyai kesamaan sistem nilai berdasarkan situasi dan pengalaman hidupnya. Masing-masing budaya terdiri dari subkultur yang lebih kecil yang memberikan cirri sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya sub kultur terdiri dari budaya, kelompok, ras dan kelompok geoggrafis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
• Kultur, adalah perilaku keinginan yang paling mendasar, atau sistem nilai, presepsi, kebutuhan dan perilaku yang di pahami bagi setiap anggota masyarakat melalui keluarga atau kelompok penting lainnya.





PENUTUP
Kesimpulan
Pada model prilaku konsumen, proses prilaku dibedakan atas rangsangan dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedang proses pemgambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial. Semua itu bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri. Sehingga Dalam pengambilan keputusan (perilaku konsumen) ada 2 faktor yang mendukung yaitu faktor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman kepercayaan, sikap dan kepribadian seseorang. Dan faktor sosial meliputi aspek kultur, subkultur, kelas sosial, kelompok reverensi, keluarga serta peran dan status seseorang dalam kehidupan kelompok. Riset terhadap semua faktor-faktor ini dapat memberikan petunjuk bagaimana cara merangkul dan melayani konsumen agar lebih efektif.






DAFTAR PUSTAKA
Kotler,Philips,2000,ManajemenPemasaran1EdisiMillennium,NorthwesternUniversity, Indeks,Jakarta.
Budiarto,Teguh, 1993, Dasar Pemasaran, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Kotler,Philips,2000,ManajemenPemasaran2EdisiMillennium,NorthwesternUniversity, Indeks,Jakarta.

Minggu, 03 Oktober 2010

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMENGARUHI KINERJA KARYAWAN PADA PT GAYA MANUNGGAL KRESITAMA

REVIEW JURNAL

Tema : Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan PT. Balina Agung Perkasa

Rumusan Masalah : Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT.Gayamanunggal Kresitama

Judul : FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMENGARUHI KINERJA KARYAWAN PADA PT GAYA MANUNGGAL KRESITAMA

Pengarang : Ika Agustina

Tahun : 2009

Latar Belakang Masalah :
Manusia sebagai penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi, maka perhatian dari pimpinan sangat diperlukan. Betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dari pimpinan sangat diperlukan tanpa didukung oleh semangat kerja dari karyawan, maka tujuan dari organisasi sulit dicapai pada tingkat yang optimal. Pada dasarnya setiap instansi pemerintah maupun swasta, bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk itu pimpinan hendaknya berusaha agar karyawan mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaanya. Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilan demi terwujudnya suatu organisasi. Pimpinan yang mengarahkan melalui motivasi akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa mendapat inspirasi untuk bekerja. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi sangat penting jika hasil-hasil kinerja yang tinggi ingin dicapai secara konsisten. Maka jelaslah motivasi yang menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki organisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
(1) Untuk mengetahui pengaruh faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja karyawan PT. Gaya Manunggal Kresitama.
(2) Untuk mengetahui variabel apa yang paling kuat dari motivasi intrnsik dan ekstrinsik terhadap kinerja karyawan PT. Gaya Manunggal Kresitama.

Metodologi :
1. Metode pengumpulan data, dengan cara : Instrumen kuesioner
2. Metode pengukuran data yang dilakukan yaitu menggunakan skala likert.
3. Variabel yang Digunakan adalah variabel independen yaitu Tanggung jawab, Pengakuan, Pengembangan, Insentif, Lingkungan kerja, Keamanan, dan Hubungan. Dan variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan.
4. Tahapan Penelitian
a. Menentukan populasi dan sampel, menggunakan 100 responden.
b. Menggunakan metode pengumpulan data dengan kuisioner.
c. Menggunakan Variabel Membahas mengenai faktor motivasi ekstrinsik dan intrinsik
d. Variabel terikat
e. Metode analisis data, uji validitas dan uji reliabilitas
f. Hasil penelitian
Hasil Penelitian
Faktor motivasi ekstrinsik dan factor motivasi intrinsic berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dan variable yang paling kuat dari yaitu semua komponen dari variabel independen yaitu Tanggung jawab, Pengakuan, Pengembangan, Insentif, Lingkungan kerja, Keamanan, dan Hubungan. Dan variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan.



Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini jadi factor instrinsik dan ekstrinsik dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan menggunakan variabel independen yaitu Tanggung jawab, Pengakuan, Pengembangan, Insentif, Lingkungan kerja, Keamanan, dan Hubungan. Dan variabel dependen (Y) yaitu Kinerja Karyawan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Saran
Disarankan pihalk manajemen memperbaiki kinerja karyawan dengan lebih memperhatikan karyawan. Yang berkaitan dengan variable Tanggung jawab, Pengakuan, Pengembangan, Insentif, Lingkungan kerja, Keamanan, dan Hubungan.

Sabtu, 02 Oktober 2010

PENGARUH KOMPENSASI, KEAHLIAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN MUARA TAWAR

REVIEW JURNAL

Tema : Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan PT. Balina Agung Perkasa

Rumusan Masalah : Seberapa besar kompensasi, keahlian, dan motivasi kerja mampu mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

Judul : PENGARUH KOMPENSASI, KEAHLIAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN MUARA TAWAR

Pengarang : Eka Suryaningsih Wardani

Tahun :2009

Latar Belakang Masalah :
Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena mereka mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dan dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya Sumber Daya Manusia juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Keinginan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk untuk melakukan pekerjaan atau bekerja. Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnyakompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, Tujuan kompensasi dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi karyawan, menjamin keadilan diantara karyawan, mempertahankan pegawai, memperoleh karyawan yang lebih bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi para karyawan.



Tujuan penelitian
Untuk Dapat menganalisis seberapa besar kompensasi, keahlian, dan motivasi kerja mampu mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

Metodelogi
Penulis menggunakan data primer Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh karyawan di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar sebanyak 100 orang karyawan. Variabel yang digunakan variabel tergantung, dalam penelitian ini variabel dependennya adalah prestasi kerja karyawan dan varibel bebas dalam penelitian ini memiliki variabel independent yaitu kompensasi, keahlian, dan motivasi kerja.

Tahapan Penelitian
1. Penulis mengumpulkan data dan menggunakan data primer dari hasil suvei yakni penelitian dengan mengambil contoh atau sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan metode simple random sampling.
2. Penulis menggunakan 2 variabel yaitu variable dependen dan variable independen.
3. Penulis menggunakan alat analisis data.
4. Hasil penelitian

Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, alat ukur validitas akan diuji dengan alat analisis koefisien korelasi product moment pearson. Cara untuk mengetahui butir pertanyaan dalam instrument telah valid atau tidak adalah dengan membandingkan signifikansi masing-masing butir pertanyaan dengan taraf signifikansi. seberapa besar kompensasi, keahlian, dan motivasi kerja mampu mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Setelah dilakukan penelitian maka kompensasi sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Karena, karyawan ingin berkerja jika diberikan kompensai yang besar sesuai dengan keahliannya.

Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi kinerja karyawan.
2. Dari hasil penelitian motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap prestasi kerja
Saran :
Motivasi kerja dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain pemimpin bisa memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan perusahaan

Jumat, 01 Oktober 2010

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU PANDANARAN SEMARANG

REVIEW JURNAL

Tema : Pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Balina Agung Perkasa

Rumusan Masalah :
Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja yang diberikan terhadap kinerja pegawai?

Judul : ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU PANDANARAN SEMARANG

Pengarang : Fahmi

Tahun :2009

Latar Belakang Masalah :
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi didalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja dari bawahan itu. Salah satu pendekatan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut dapat dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah.


Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja yang diberikan terhadap kinerja pegawai.

Metodologi :
Data dan variabel yang digunakan variabel gaya kepemimpinan, variabel motivasi, variabel kinerja pegawai dan metode pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder


Tahapan Penelitian
1. Populasi dan Sampel penelitian
Penelitian ini menggunakan metode sensus. Data dan variabel yang digunakan adalah variabel gaya kepemimpinan, variabel motivasi kerja dan variabel kinerja pegawai
2. Metode Pengumpulan Data, dengan menggunakan data primer yaitu pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara.
3. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesism
4. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian
Karyawan yang diberikan kuesioner untuk pengujian validitas ini berjumlah 52 orang. Dengan menggunakan metode product momen dari Pearson maka dapat diketahui korelasi antar gaya kepemimpinan dan motivasi kerja maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah : Dari persamaan regresi diatas menunjukkan variabel motivasi kerja dan gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja .Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja.



Kesimpulan
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja yang diberikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh positif tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam perusahaan. Sehingga, penulis dapat menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh sangat besar terhadap motivasi kerja pegawai. Dan terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan kuat antara variabel Motivasi Kerja dengan Kinerja. Serta, terdapat hubungan positif dengan tingkat variabel Gaya Kepemimpinan dengan Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja berpengaruhnya sangat signifikan

Saran
Dengan melihat kesimpulan diatas maka disarankan agar pihak manajemen memperbaiki gaya kepemimpinan yang telah diberikan sehingga dapat memotivasi karyawan dan menambah kinerja karyawan yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk SPBU.