Npm : 10208585
Kelas : 3EA10
Tulisan ke-2 Softskill Bahasa Indonesia 2
KESALAHAN BERBAHASA
TULISAN KE-2 BAHASA INDONESIA 2
I. Latar Belakang Masalah
Dijaman modern ini kita dituntut untuk bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk menuju kearah yang baik kadang sering menemui permasalahan. Salah satunya yaitu kesalahan berbahasa. Yang mungkin tanpa kita sadari kita pernah melakukannya. Tulisan ini membantu pembaca untuk dapat mengetahui dan memahami, bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan mengetahui terlebih dahulu, kesalahan –kesalahan berbahasa, yang akan dibahas dalam penulisan ini. Adapaun kesalahan berbahasa tulisan ke-2 ini adalah lanjutan dari kesalahan berbahasa tulisan ke-1. Dalam kesalahan berbahasa tulisan ke-1 terdapat kesalahan-kesalahan berbahasa meliputi: ketidakefektifan kalimat, kesalahan pemilihan kata. Adapun yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu :
1) Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
2) Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
3) Kesalahan Urutan Kata
4) Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
5) Kesalahan Penggunaan Konjungsi
6) Kesalahan Penggunaan ‘yang’
7) Kesalahan Pembentuk Jamak
II. Permasalahan
8) Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
9) Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
10) Kesalahan Urutan Kata
11) Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
12) Kesalahan Penggunaan Konjungsi
13) Kesalahan Penggunaan ‘yang’
14) Kesalahan Pembentuk Jamak
III. Pembahasan masalah
i. Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan penghilangan objek pada predikat berverba transitif.
Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:
Untuk saya mengerti bagaimana mahasiswa mahasiswa tentang pendidikan Indonesia dan khususnya pengajaran Bahasa Inggris. (salah)
Saya mengerti pendapat para mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya sistem pengajaran Bahasa Inggris. (benar)
Contoh kesalahan karena predikat kalimat yang tidak jelas
(1) Umumnya kenakalan remaja dari rumah atau keluarga rusak. (salah)
Umumnya, kenakalan remaja bermula dari keluarga yang tidak harmonis. (benar)
(2) Dulu sebagian besar guru di Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka berangkat dari Tim Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana. (salah).
Dulu, sebagian besar guru di Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka meninggalkan Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk sekolah-sekolah di sana. (benar).
ii. Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
Kesalahan penggunaan preposisi ini berupa pemakaian preposisi yang tidak tepat dalam kalimat, tidak dipakainya preposisi dalam kalimat yang menuntut adanya preposisi, dan pemakaian preposisi yang tidak perlu dalam suatu kalimat.
Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat:
(1) Banyak barang-barang dibeli oleh toko-toko pakaian, makanan, tas, dan lain-lain. (salah)
Banyak barang dapat dibeli di toko-toko itu seperti, pakaian, makanan, tas, dan lain-lain. (benar)
(2) Saya kembali di hotel Radisson naik bis kecil. (salah)
Saya kembali ke hotel Radisson naik bis kecil. (benar)
Contoh kesalahan karena tidak adanya preposisi:
(3) Kami pergi Pabrik Batik untuk mengerti tentang proses batik. (salah)
Kami pergi ke pabrik Batik untuk mengerti proses membuat batik. (benar)
(4) Hari ini kelompok semua pergi Sultan Palace naik bis besar. (salah)
Hari ini, semua kelompok pergi ke ‘Sultan Palace’ dengan naik bis besar. (benar)
iii. Kesalahan Urutan Kata
Urutan kata dimaksudkan sebagai susunan kata untuk membentuk tataran yang lebih tinggi. Dalam bahasa Indonesia, pada umumnya, sesuatu yang diterangkan berada di depan yang menerangkan.
Contoh kesalahan dalam urutan kata:
Kadang-kadang orang yang datang baru menjadi terkejut, mereka harap memenuhi mimpi mereka. (salah)
Kadang-kadang, orang yang baru datang menjadi terkejut karena mereka berharap mimpi mereka terpenuhi. (benar)
iv. Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
Dalam bahasa Indonesia Konstruksi pasif dapat dibentuk dengan pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga yang mempunyai dua pola yang berbeda. Pola pertama dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal - (sufiks) + O menjadi pola pasif O + S + bentuk asal- (suifks) untuk pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga. Pola kedua dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal- (sufiks) + O menjadi pola pasif O + di - bentuk asal- (sufiks) + (oleh) + S hanya untuk pronomina orang ketiga.
Contoh kesalahan penggunaan konstruksi pasif:
(1) Tempat pemujaan ketiga kami mengunjungi adalah mesjid. (salah)
Tempat pemujaan ketiga yang kami kunjungi adalah mesjid. (benar)
(2) Dia diajarkan SMA kurikulum yang sama-sama di semua sekolah. (salah)
Kurikulum SMA diajarkan sama di semua sekolah atau Kurikulum SMA dia ajarkan secara sama di semua sekolah. (benar)
v. Kesalahan Penggunaan Konjungsi
Konjungsi berfungsi sebagai penghubung frasa dan klausa dalam kalimat. Selain itu, konjungsi juga berfungsi sebagai penghubung antarkalimat dalam suatu paragraf. Kesalahan penggunaan konjungsi ini akan berakibat tidak jelasnya makna kalimat karena hubungan antarfrasa dan antarklausa tidak jelas
Contoh kesalahan penggunaan konjungsi:
Gereja ini membangun dengan uang dari orang-orang bahwa menghadiri gereja ini. (salah)
Gereja ini membangun dengan uang dari orang-orang yang menghadiri gereja ini. (benar)
6. Kesalahan Penggunaan ‘yang’
Kesalahan yang dilakukan berupa penggunaan yang dalam kalimat yang tidak memerlukan ‘yang’ dan sebaliknya ‘yang’ tidak digunakan ketika kalimat-kalimat memerlukan yang untuk memperjelas makna kalimat tersebut.
Contoh kesalahan penggunaan’ yang’:
Saluran TV ini swasta dan mereka bisa menunjuk apa saja mereka yang mau. (salah)
Saluran TV ini adalah saluran swasta dan mereka bisa mempertunkukan semua hal yang merek mau. (benar)
vii. Kesalahan Pembentuk Jamak
Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan mengulang nomina, penggunaan numeralia, dan penggunaan penanda jamak seperti, beberapa, sejumlah, para, banyak, sedikit, dsb. Kesalahan dalam hal ini adalah pemakaian bentuk beruntun ketika mereka membuat bentuk jamak. Mereka memakai penanda jamak tetapi nomina tetap diulang atau sebaliknya ada penanda tunggal tetapi nominanya jamak. Berikut ini beberapa contoh untuk mendukung penjelasan di atas.
Contoh kesalahan penggunaan bentuk jamak:
Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam trmpat-tempat wisata seperti Keraton, Taman Sari, pasar burung yang terletal di belakang Taman Sari. (salah)
Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam tempat wisata seperti, Keraton, Taman Sari, dan pasar burung yang terletak di belakang Taman Sari. (benar)
vi. Simpulan
Dalam kesalahan berbahasa. Terdapat Kesalahan-kesalahan bahasa seperti ini : (1) ketidakefektifan kalimat (2) kesalahan pemilihan kata (3) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat (4) kesalahan pemakaian preposisi (5) pembalikan urutan kata (6) kesalahan penggunaan konstruksi pasif (7) kesalahan pemakaian konjungsi (8) ketidaktepatan pemakaian yang (9) kesalahan dalam pembentukan jamak. Kesemuannya apabila kita paham dengan penggunaan bahasa yang baik agar tidak ada kesalahan berbahasa.
vii. Daftar Pustaka
Tjiptadi, Bambang.1984.Tata Bahasa Indonesia. CetakanII. Jakarta: Yudistira.
Hakim, Lukman dkk. 1978. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Seri Penyuluhan 9. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembngan Bahasa.
Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta:Gramedia
Hadi, Farid,1981. “Kesalahan Tata Bahasa.” Bahan Ceramah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar