Laman

Sabtu, 04 Desember 2010

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA JARYAWAN PADA PT. BALINA AGUNG PERKASA


BAB V
PENUTUP
 
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya dapat disampaikan beberapa kesimpulan. Adapun beberapa kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
  • Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan  terhadap prestasi kerja karyawan di  PT. Balina Agung Perkasa.
  • Dari  variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu  motivasi kerja ternyata mempunyai pengaruh yang  besar terhadap prestasi kerja karyawan yang artinya ada hubungan yang positif.
5.2 Saran
  •  Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, maka perlu menambah dan memperluas indikator masing-masing variabel yang digunakan. Indikator yang lengkap akan tercermin dalam kuisioner, sehingga akan mempermudah responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
  • Selain variabel independen dalam penelitian ini, yaitu  motivasi kerja, masih banyak faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi kerja karyawan dalam bekerja. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang sama, tentang prestasi kerja karyawan agar menggunakan dan atau menambah variabel yang lain.
  • Saran untuk PT. Balina Agung Perkasa yaitu untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan harus diberikan motivasi dari perusahaan bisa berupa upah, bonus, untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.

Kamis, 25 November 2010

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BALINA AGUNG PERKASA


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Korelasi
Analisis korelasi antar variabel penelitian menggambarkan nilai masing-masing variabel dilihat dari pearson correlation dengan tingkat signifikansi sebesar 0,01 yang artinya ada hubungan antar variabel.

4.2 Analisis Faktor
Dalam penelitian ini analisis faktor dipergunakan dalam situasi untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari satu suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan didalam analisis multivariate selanjutnya. Sebagai landasan untuk menganalisis digunakan KMO and Bartlett’s test suatu indeks yang digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Dengan KMO di 0,1berarti factor analisis tepat, dan kurang dari 0,1 analisis faktor dikatakan tidak tepat. Dan Component Matrix digunakan untuk memuat semua factor loading dari semua faktor variabel pada semua factor extracted. Karena nilai KMO ≥ 0,1 untuk setiap variabel maka faktor analisis dikatakan cukup dan dapat diproses lebih lanjut.


4.3Hasil Penelitian
     Hasil Persamaan  Regresi Linear Sederhana
Dari hasil analisis regresi sederhana  pada penelitian ini diperoleh hasil persamaan regresi yang menyatakan persamaan pengaruh Motivasi Kerja  (X) terhadap Prestasi Kerja (Y) adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisis regresi tersebut diperoleh persamaan pengaruh Motivasi Kerja (X) terhadap Prestasi Kerja  (Y) yaitu :
Y =  -93,6 + 2,7

Sehingga diperoleh T hitung sebesar 1,714 . Maka dapat diketahui bahwa  T hitung = 1,714 > T tabel = 1,638 berarti terdapat adanya pengaruh Motivasi Kerja  terhadap Prestasi Kerja  sebesar 57,76 %

4.4Koefisien Determinasi (r2)
     Koefisien determinasi dari hasil regresi sederhana menunjukkan kejelasan perubahan variabel dependen.   Maka nilai koefisien determinasi  sebesar 57,76 % . Menunjukkan bahwa Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang  besar terhadap Prestasi Kerja. Pengaruh variabel (X) yaitu Motivasi Kerja terhadap variabel (Y) Prestasi Kerja  adalah sebesar 57,76 %. sedangkan sisanya sebesar 42,24% dipengaruhi oleh variabel lain, seperti faktor motivasi internal dan eksternal. Dari persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif motivasi kerja terhadap prestasi kerja sebesar  57,76 %.

4.5 Pembahasan Penelitian 
·         Menentukan variabel X (motivasi kerja) dan variabel Y (Prestasi kerja
·         Membuat tabel regresi sederhana

2.  Masukan ke persamaan regresi linier sederhana
Y= a + b(X)
            Y =  -93,6 + 2,7
Konstanta sebesar -93,6  menyatakan bahwa jika tidak terdapat variable motivasi kerja maka tingkat prestasi kerja karyawan yang dihasilkan sebesar 2,7. Koefisien regresi dari variabel Motivasi Kerja (X) sebesar 2,7 menyatakan bahwa setiap adanya upaya penambahan motivasi kerja, maka akan meningkatkan prestasi kerja karyawan sebesar 2,7. Tingkat signifikansi koefisien motivasi kerja (X) lebih besar dari alpha (0,1). Sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah adanya pengaruh motivasi kerja paling dominan  secara individual terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Balina Agung Perkasa.
3.      Menentukan besarnya koefisien kolerasi dan koefisien determinasi


4.  Menentukan besarnya kesalahan estimasi








              
   
 




5. Pengujian Hipotesis 
 7.   Keputusan : Terima Ho tolak Ha
 8. Kesimpulan : jadi pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan memiliki pengaruh yang positif sebesar 57,76 %.





Sabtu, 20 November 2010

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BALINA AGUNG PERKASA

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan sumber data
Pada penulisan ini penulis menggunakan data primer dari hasil suvei yakni penelitian dengan mengambil contoh atau sampel dari populasi yang ada. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari studi literatur berupa tulisan laporan, pedoman, peraturan, literatur-literatur yang terkait topik penelitian dan sumber-sumber lain yang menunjang laporan penelitian.

3.2Variabel yang digunakan
a. Variabel terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah prestasi kerja karyawan.
b. Variabel bebas (variabel independent) yaitu motivasi karyawan. Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Penelitian ini memiliki variabel independent yaitu motivasi kerja.

3.3 Model Penelitian
Model Penelitian ini menggunakan Regresi Linier Sederhana
Untuk Mencari rumus a dan b dapat digunakan metode Least Square sebagai berikut :

3.4 Alat Analisis Data
Analisis regresi linear sederhana dapat digunakan untuk memperoleh persamaan hubungan antara dua variabel. Analisis untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negative.



Rabu, 17 November 2010

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BALINA AGUNG PERKASA

 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.TEORI DASAR
Motivasi kerja
Motivasi adalah keinginan bekerja untuk mencapai suatu tujuan, dimana keinginan tersebut dapat merangsang seseorang mau melakukan pekerjaan atau apa yang mengakibatkan timbulnya motivasi kerja. Untuk mengukur tingkat motivasi pegawai maka ada beberapa indikator yang akan diteliti yaitu sikap pegawai yang mencerminkan motivasi mereka dalam melakukan pekerjaan, yang meliputi:
Adanya sikap yang mencerminkan kebutuhan pegawai akan prestasi dan adanya motivasi untuk mencapai hasil kerja yang baik.
Menunjukkan sikap tabah, jujur dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam pekerjaan mereka.
Menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet jika mengalami kegagalan.
                                                                                             
Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern dari seseorang. Menurut Edy Sutrisno (2009:124) antara lain :
  1. Faktor internal, meliputi keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk dapat memiliki, keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk memperoleh pengakuan dan keinginan untuk berkuasa. 
  2. Faktor eksternal, meliputi kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, adanya penghargaan atas prestasi, peraturan yang fleksibel, status dan tanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat bahwa secara garis besar faktor¬-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja sangat bervariasi. Namun secara umum faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yang datangnya dari dalam diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yang bersumber dari lingkungan kerja perusahaan.



      Prestasi Kerja
Prestasi kerja menurut Byars dan Rue dalam tulisan Edy Sutrisno (2009) mengartikan prestasi sebagai tingkat kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaannya. Pengertian tersebut menunjukkan pada bobot kemampuan individu di dalam memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pekerjaannya. Sedangkan prestasi kerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu.

Menurut Steers dalam tulisan Edy Sutrisno (2009) mengemukakan, umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor, yaitu :
Kemampuan, perangai dan minat seorang pekerja
Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peranan seorang pekerja
Tingkat motivasi kerja.

Sedangkan menurut Byars dan Rue dalam tulisan Edy Sutrisno (2009) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor-faktor individu yang dimaksud adalah :
  1. Usaha (effort), yang menunjukkan sejumlah senergi fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas
  2.  Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas
  3.  Role atau Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sedangkan faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja adalah kondisi fisik, peralatan, waktu, materil, pendidikan, supervisi, desain organisasi, pelatihan dan keberuntungan. Faktor-faktor lingkungan ini tidak langsung menentukan prestasi kerja seseorang tetapi mempengaruhi faktor-faktor individu. Dapat dilihat bahwa perilaku seseorang dalam organisasi merupakan hasil dari interaksi berbagai variabel yaitu individual dan situasional.



2.2.Variabel
  1. Motivasi yaitu dorongan yang yang diberikan pimpinan PT. Balina Agung Perkasa mempunyai maksud untuk  meningkatkan prestasi kerja karyawan agar lebih semangat dalam berkerja.
  2. Prestasi Kerja yaitu suatu peningkatan prestasi kerja karyawan di PT. Balina Agung   Perkasa.

2.3.Peneliti sebelumnya
  • Eka (2009), Judul Pengaruh kompensasi, keahlian, dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan. Metode penelitian yang dipakai metode survey dan kuisioner.   Variabel dependentnya(Y) prestasi kerja karyawan sedangkan variable independen(X)  kompensasi, keahlian, dan motivasi kerja.
  • Fahmi (2009)  Judul analisis pengaruh  gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap prestasi pegawai SPBU Pandanaran Semarang. Metode penelitian yang dipakai metode survey dan kuisioner. Variabel dependentnya(Y) kinerja pegawai sedangkan variable independen(X) kepemimpinan dan motivasi kerja.
  • Ika (2009)  Judul factor motivasi yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Manunggal Kresitama.  Metode penelitian yang dipakai metode survey dan kuisioner. Variabel dependentnya(Y) kinerja karyawan sedangkan variable independen(X) tanggung jawab, pengakuan, pengembangan, insentif, lingkungan kerja, keamanan dan hubungan.

Kamis, 04 November 2010

TUGAS METODE RISET " ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BALINA AGUNG PERKASA"

Heni Pujiarti
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen
Universitas Gunadarma


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia, merupakan sumber daya manusia yang penting bagi perusahaan. Karena mereka mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dan dibutuhkan oleh perusahaan. Tujuan perusahaan hanya dapat dicapai jika para karyawan bergairah berkerja, mau memberikan kemampuannya mengerjakan perkerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Karena jika karyawan perusahaan kurang berprestasi akan berakibat menurunnya prestasi kerja mereka dalam perusahaan dan akan sulit mendapatkan hasil yang baik. Jika hal ini terjadi maka mengharuskan pemimpin untuk mempergunakan kewenangan dalam kepemimpinannya mengubah sikap dan perilaku karyawan supaya mau berkerja giat.
Pada umumnya karyawan mau berkerja karena dimotivasi oleh keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik dan rohaninya Keinginan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk untuk melakukan pekerjaan atau bekerja. Untuk itu pimpinan hendaknya berusaha agar karyawan mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaanya.
Motivasi atau dorongan yang dilakukan oleh perusahaan mempunyai maksud untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan agar lebih semangat, efektif dan efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan demi terwujudnya prestasi kerja. Pimpinan yang mengarahkan melalui motivasi akan menciptakan kondisi dimana karyawan merasa mendapat inspirasi untuk bekerja. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi sangat penting jika hasil prestasi yang tinggi ingin dicapai secara konsisten.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh positif antara motivasi kerja yang diberikan terhadap prestasi kerja karyawan ?
2. Berapakah besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap prestasi kerja?

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja.
1.4 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Motivasi Kerja (X) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y) Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya. Jika tidak terdapat motivasi kerja maka tingkat prestasi kerja karyawan yang dihasilkan menurun. Sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah adanya pengaruh paling dominan dari motivasi kerja secara individual terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Balina Agung Perkasa. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah prestasi kerja karyawan. Dan penelitian ini memiliki variabel independent yaitu motivasi kerja.

1.5 Judul Penelitian
Sehubungan dengan hal itu maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih jauh untuk meneliti pengaruh antara motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan. Sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik untuk memberikan judul
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BALINA AGUNG PERKASA

Rabu, 03 November 2010

PERBEDAAN INDIVIDU

Nama : Heni Pujiarti
NPM : 10208585
Kelas : 3EA10
PERBEDAAN INDIVIDU
Pendahuluan
Dalam model perilaku pengambilan keputusan konsumen, dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan, Perbedaan individu dan proses phisikologis, sehingga semua ini memberikan dampak terhadap proses keputusan konsumen, yang dapat menghasilkan strategi pemasaran. Materi ini membahas tentang perbedaan individu antara lain: Sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan gaya hidup. Semua ini akan dijelaskan seperti dibawah ini.
Pembahasan
1. SUMBER DAYA KONSUMEN
a) Sumber Daya Ekonomi (Uang)
Uang adalah alat transaksi yang sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang konsumen tidak bisa membeli apapun. Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya dengan, harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen.
b) Sumber Daya Temporal - Waktu
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena, konsumen semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).

• Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya. Contoh: Berenang, sepak bola, badminton (waktu Senggang) Tidur, perawatan tubuh, pulang pergi (waktu wajib).
• Barang Penghemat Waktu Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: Rice Cooker, Mesin Cuci, Handphone.
c) Sumber Daya Kognitif - Perhatian
Sumberdaya Kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan pelbagai kegiatan pengolahan informasi Alokasi Kapasitas Kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
• Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian
• Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Karena Kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.

2. MOTIVASI DAN KETERLIBATAN
Motivasi adalah suatu sikap yang dilakukan seseorang untuk mendorong orang lain untuk melakukan tindakan. Motivasi & Strategi Pemasaran, dua Aplikasi Penting dari teori Motivasi adalah :
a) Segmentasi
Pemasar bisa menggunakan teori motivasi Maslow sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Produk atau jasa yang dipasarkan bisa untuk target pasar berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen. Misal: Mobil Sedan Mewah Jaguar, BMW, Mercedez, Lexus dsb, diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki kebutuhan akan ego dan aktualisasi diri.
b) positioning produk.
Hirarki Kebutuhan dari Maslow bisa dimanfaatklan untuk melakukan Positioning. Positioning adalah citra produk yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk . seperti Tolak angin mempositioningkan produknya dengan slogan, “orang pintar minum tolak angin” mengajak konsumen untuk minum tolak angin.

3. PENGETAHUAN
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Dalam hal ini pengetahuan konsumen amat diperlukan jarena hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakuakn pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam, yaitu Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian, Pengetahuan Pemakaian.
a) Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk :
• Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik/atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yg akan dibelinya.
• Pengetahuan Manfaat Produk
Seorang Konsumen mengkonsumsi gula rendah kalori karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen. Setelah mengkonsumsi gula rendah kalori yaitu dapat menghindari penyakit diabetes. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk.

b) Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tsb. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk. Menurut Petter dan Olson (1999), perilaku membeli meliputi store contact, product contact, dan Transaction.
• Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
• Product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir
• Transaction, konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
c) Pengetahuan Pemakaian

Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tsb bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
4. SIKAP
Sikap adalah tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang.
• Faktor Pembentuk Sikap :
a. Pengalaman langsung dari yang telah lalu
b. Pengaruh keluarga dan temanteman
c. Pasar Langsung
d. Ekspose di Media Massa
• Strategi Mengubah Sikap
1. Mengubah Fungsi motivasi pelanggan yang mendasar
2. Menghimpun barang-barang dalam suatu kelompok yang dikenal
3. Menghubungkan dua sikap yang bertentangan
4. Mengubah model yang lebih banyak
5. Mengubah keyakinan pelanggan tentang merek yang digunakan pesaing.
5. KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP
Kepribadian, berkaitan degan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, yang menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu yg akan mempengaruhi respons individu terhadap lingkungannya. Kepribadian menggambarkan respons yang konsisten, seperti seseorang akan menangis ketika mendengar berita sedih.
Gaya Hidup, lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya.Kepribadian merefleksikan karakteristik internal dari konsumen. Gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari karateristik tersebut, yaitu perilaku seseorang. Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang. Gaya hidup biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
SE, Mumuh,mulyana,mubarak.Perilaku konsumen,2001
Budiarto.Teguh, Seri diktat kuliah Dasar Pemasaran, Gunadarma, Jakarta, 1993

Senin, 25 Oktober 2010

PERILAKU KONSUMEN MODEL PERILAKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

Nama : HENI PUJIARTI
Npm : 10208585
Kelas : 3EA10

PENDAHULUAN
A. BUDAYA
Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap, dan simbol lain yang bermakna melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran, dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dan nilai-nilainya diteruskan dari satu generasi ke generasi lain. Pengaruh lingkungan budaya memiliki 2 elemen, yaitu:
1. Elemen Abstrak
Seperti nilai, sikap, gagasan, tipe kepribadian.
2. Elemen Materil, mencakup benda-benda seperti : buku, komputer, peralatan, gedung, produk spesifik.
Sikap & Perilaku yang Dipengaruhi Budaya
• Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space)
• Komunikasi dan bahasa
• Pakaian dan penampilan
• Makanan dan kebiasaan makan
• Waktu dan kesadaran akan waktu
• Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
• Nilai dan norma
• Kepercayaan dan sikap
• Proses mental dan belajar
• Kebiasaan Kerja
Budaya Populer
Masyarakat modern yang hidup di hampir semua negara memiliki kesamaan budaya, yaitu budaya populer. Budaya populer dinikmati bersama oleh semua masyarakat yang melewati batas negara, bangsa, agama, ras, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Mowen dan Minor (1998) mengartikan budaya populer sebagai budaya masyarakat banyak Budaya populer :
• Mudah dipahami oleh sebagian besar anggota masyarakat, dan tidak memerlukan pengetahuan yang khusus untuk memahaminya.
• Bisa dinikmati oleh sebagian masyarakat suatu bangsa
• Bisa diperoleh dan dibeli dengan mudah.
• Akan mempengaruhi perilaku konsumen, Jenis budaya popular Iklan, televisi, musik, radio, pakaian & asesoris, games, film, komputer.

B. KELAS SOSIAL
Pengertian Kelas Sosial
Menurut U. Sumarwan (2000) Kelas Sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda.
Kelas Sosial
• Mengelompokkan keluarga atau rumah tangga, bukan konsumen sebagai individu.
• Akan mempengaruhi apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen atau sebuah keluarga Mempengaruhi jenis produk, jenis jasa dan merek yang dikonsumsi konsumen.
• Mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat berlibur dari seorang konsumen.
Perbedaan Kelas Sosial
Akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau keluarga.
Penentu kelas sosial menurut Engel et. Al. (1994)
a) Pekerjaan
Sangat mempengaruhi gaya hidup dan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek.
b) Prestasi Pribadi
Individu yang berhasil / bereputasi baik cenderung akan diceritakan orang. Hal ini akan menempatkan posisinya di mata masyarakat.
c) Interaksi
Orang merasa paling senang bila berada bersama orang dengan nilai dan perilaku yang sama. Interaksi biasanya terbatas pada kelas sosial langsung seseorang.
d) Pemilikan
Keputusan pemilikan akan sesuatu dapat menentukan kelas sosial seseorang dilihat dari jumlah pemilikan dan sifat pilihan.
e) Orientasi Nilai
Nilai yaitu kepercayaan bersama mengenai bagaimana orang harus berperilaku, menunjukkan kelas sosial dimana ia berada.
f) Kesadaran Kelas
Individu yang relatif sadar akan perbedaan kelas lebih mungkin berasal dari kelas yang lebih tinggi.


C. PENGARUH PRIBADI
Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan pentingdalam pengambilan keputusan konsumen.
Jenis Kelompok Acuan
• Kelompok Formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi.
• Kelompok Informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan sifat keanggotaan tidak tercatat.
• Kelompok Aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya.
• Kelompok Disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan.
Komunikasi Lisan
Seorang Konsumen seringkali meminta pendapat mengenai produk dan jasa kepada teman, keluarga atau kelompok acuan lainnya. Proses Komunikasi dengan kelompok acuan dilakukan secara lisan Kelompok acuan yang memberikan pendapat atau opini disebut pemberi pengaruh atau pemimpin opini (Opinion Leader).

D. KELUARGA & RUMAH TANGGA
Keluarga yaitu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu :
• Rumah Tangga Biasa adalah seorang atau kelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu.
• Rumah Tangga Khusus adalah orang- orang yang tinggal di asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola oleh suatu lembaga, dan kelompok orang yang mondok dan berjumlah 10 orang atau lebih.

E. SITUASI
Menurut Engel, et.Al (1994) pengertian situasi adalah pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi Konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu menurut Mowen dan Minor (1998).

5 Karakteristik Situasi Konsumen
1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
2. Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut
3. W a k t u
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen.
4. T u j u a n
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa- gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.

Jenis Situasi Konsumen
1. Situasi Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1. Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2. Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, brosur.
3. Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
2. Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami atau dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
3. Situasi Pemakaian
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
Bentuk Utama Pengaruh Situasi
• Lingkungan Fisik Toko Eceran – Lingkungan Toko
a. Lokasi Toko
Lokasi Toko sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan berbelanja. Para Pedagang Kaki Lima adalah orang yang paling tahu mengenai pentingnya lokasi.
b. Layout toko
Layout toko mencakup tata letak produk, kasir dan arus konsumen di dalam toko. Tata letak yang baik akan membantu produsen agar bisa menampilkan produknya dengan baik, memudahkan konsumen berbelanja, dan meningkatkan efisiensi kerja perugas.
c. Musik
Musik adalah bagian penting untuk melengkapi kenyamanan suatu toko. Tata suara penting sebagai media komunikasi langsung antara pengelola toko dengan konsumen. Suatu hasil penelitian menyatakan bahwa musik dengan tempo lambar menyebabkan waktu berbelanja lebih lama dan jumlah uang yang dibelanjakan lebih banyak dibanding dengan musik tempo cepat yang diperdengarkan.
d. W a r n a
Warna adalah unsur penting dalam interior sebuah toko. Warna yang cerah seperti kuning dan merah akan lebih menarik pengunjung untuk datang ke toko dibandingkan warna yang lembut seperti hijau dan biru.
e. Produk yang tersedia di tempat penjualan
Produk yang dipajang di rak bisa berfungsi sebagai rangsangan yang menarik konsumen untuk melihat dan membeli produk tersebut. Konsumen lebih tertarik untuk datang ke toko yang banyak barang dagangannya sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.
f. Kesesakan
Toko memiliki jumlah pengunjung berbeda tergantung hari dan waktu. Konsumen yang datang pada hari-hari yang sesak pengunjung mungkin akan mengurangi waktu berbelanjanya dan menunda pembelian beberapa produk, karena merasa tidak nyaman berada di toko yang sesak pengunjung.
• Lingkungan Sosial Toko
Lingkungan Sosial Toko adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya, dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan. Para Staf Toko, pramuniaga atau tenaga penjualan yang berada di toko memegang peranan penting dalam mempengaruhi konsumen. Keprofesionalan, keramahan, keakraban, penampilan menarik mereka akan memberikan citra positif kepada toko dan menyebabkan konsumen kembali lagi berbelanja di toko tersebut.
• Pengaruh Waktu
Waktu adalah faktor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Berapa banyak waktu yang dimiliki konsumen untuk berbelanja akan mempengaruhi cara berbelanja. Waktu bisa dianggap sebagai sebuah produk. banyak produk dikembangkan untuk menghemat waktu konsumen, sehingga penghematan waktu sering dikomunikasikan sebagia atribut penting dari produk tersebut. Contoh: mesin cuci, rice cooker, handphone, restoran fast food dan lain- lain.

PENTUP
Kesimpulan
Dalam model perilaku pengambilan keputusan konsumen salah satunya dipengaruhi oleh Lingkungan. Adapun pengaruh lingkungan tersebut dipengaruhi oleh lima komponen yaitu budaya, Kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Semua komponen tersebut sangat berkaitan satu sama lain yang memiliki dampak pengaruh lingkungan yang cukup besar. Dalam pengambilan keputusan konsumen dalam keluarga pengaruh terbesar dalam pengambilan keputusan berada di peran istri. Karena istri sangat mengetahui kebutuhan keluarganya dan istri cederung memilih produk yang kualitasnya lebih baik untuk di konsumsi oleh keluargannya. Selanjutnya yng berperan adalah keputusan suami, keputusan otonomi dan keputusan negara. Semua ini sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan konsumen dalam memilih produk yang ia butuhkan.


DAFTAR PUSTAKA
Nugroho. Widyo, Seri diktat kuliah Ilmu budaya dasar , Gunadarma, Jakarta, 1994
Budiarto.Teguh, Seri diktat kuliah Dasar Pemasaran, Gunadarma, Jakarta, 1993
Kotler.Philips,ManajemenPemasaranEdisiMillennium,NorthwesternUniversity,Indeks, Jakarta, 2000

Rabu, 13 Oktober 2010

PERILAKU KONSUMEN MENGANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELI

NAMA : HENI PUJIARTI
NPM : 10208585
KELAS : 3EA10

PENDAHULUAN
Tujuan Pemasaran adalah memenuhi serta memuaskan keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perlaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Memahami perilaku konsumen dan “mengenal pelanggan” sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Pelanggan mungkin menganggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka dalam menit-menit terakhir.
Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru keistimewaan produk, harga saluran pemasaran, pesan iklan dari bauran pemasaran lainnya.



LANDASAN TEORI
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Untuk menjelaskan perilaku pasar konsumen perlu dibangun model analisis yang memadai. Keputusan pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli merupakan respon prilaku atas stimultan yang diterima konsumen. Model yang berdasarkan pada proses prilaku konsumen ini sering dikenal dengan model rangsang tanggapan (stimulus respons models).
Didasarkan pada konsep memahaman yang memperkuat kembali (Reinforcement Theory of Learning) atas motivasi seseorang sebagai respon atas stimultan yang diterima sebelumnya. Respon yang terjadi (effects of learning) akan menjadikan perilaku seseorang (merupakan faktor keluaran) model ini dikembangkan oleh ahli psikologi, BF Skiner (1971).
Stimultan merupakan masukan proses prilaku dibedakan atas rangsangan dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedang proses pemgambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen respon perilaku pasar konsumen sebagai keluaran dapat merupakan keputusan pembelian (dan pembeli selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian menolak produk yang ditawarkan. Model rangsangan tanggapan S-R model adalah sebagai berikut :
Faktor-faktor stimultan aspek pemasaran meliputi seluruh kegiatan yang ditunjukan kepada pasar. Meliputi :
Aspek Produk : Kuantitas, model baru, bahan yang dipergunakan.
Aspek Harga : Harga murah, harga prestise, pemberian diskon, fasilitas kredit
Aspek Promosi : Iklan, Promosi Penjualan, Salesgrils, publisitas.
Aspek Distribusi : Kemudahan dalam memperoleh, menarik dan membandingkan barang.
Stimulus lingkungan faktor-faktor eksternal pribadi seseorang. Merupakan kondisi yang terjadi pada saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi. Berdasarkan kenyataan konsumen terpengaruh untuk melakukan sesuatu.
Kondisi ekonomi : Pendapatan sekarang, harapan pendapatan dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi.
Perkembangan teknologi : Informasi produk baru adanya barang atau kebutuhan subtitusi atau komplementer.
Situasi politik : Resiko, fasilitas kemudahan, peraturan pembatasan.
Kodisi budaya : Tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, upacara dan kepercayaan.
FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Faktor Personal
• Motivasi, adalah dorongan internal untuk melakukan tindakan sesuatu sebagai usaha pemenuhan kebutuhan. Manusia perlu memenuhi kebutuhan Fisik, psikis, hasrta, perasaan. Menurut Herzberg, mengembangkan teori dua faktor satisfier (faktor- faktor yang menyebabkan kepuasan) ketidak beradaan dissatisfier tidaklah cukup sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian. Teori motivasi Herzberg memiliki dua motivasi pertama penjual harus berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfier (contoh buku petunjuk kebijakan yang buruk atau pelayanan yang buruk). Walaupun hal-hal itu tidak menyebabkan lakunya sebuah produk hal itu bisa dengan mudah menyebabkan produk tidak terjual.
Kedua, produsen memotivasi satisfier atau motivator pertama pembeli dipasar danmenyediakan faktor satisfier itu. Satiesfier ini akan menghasilkan perbedaan besar terhadap merek yang dibeli pelanggan. Motivasi seseorang melakukan kegiatan atau tindakan adalah usaha untuk mencapai tingkat kepuasan (faktor motivasi) atau untuk menekan rasa ketidakpuasan.
Teory Maslow, berusaha menjelaskan mengapa orang didorong kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu, mengapa seseorang menghabiskan waktu dan tenaga besar untuk mendapatkan pengamanan pribadi dan orang lain untuk mendapatkan penghargaan dari sesamanya? Jawaban Maslow adalah karena kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kebutuhan tersebut tidak akan lagi menjadi motivator dan ia akan berusaha memuaskan kebutuhan terpenting berikutnya. Teori Maslow membantu pemasar memahami bagaimana bermacam-macam produk dapat disesuaikan dengan rencana, sasaran dan kehidupan konsumen.

• Persepsi, adalah proses pemilihan, pengorganisasian dan pengertian informasi berdasarkan pengalaman pribadi. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Kata kunci dalam presepsi adalah individu seorang mungkin beranggapan wiraniaga berbicara dengan cepat sebagai seorang yang aggresif dan tidak jujur, yang lain beraganggapan
orang yang sama sebagai orang yang pintar suka membantu. Persepsi seseorang dapat berbeda dengan orang lain karena adanya subposes selektif terhadap obyek yang menjadi stimulant masukanya.
Subproses selektif meliputi :
Eksprosur selektif, adalah hanya stimuli yang terekspose secara menarik akan mendapatkan perhatian seseorang.
Atensi Selektif, stimuli akan mendapatkan perhatian apabila sesuai dengan kepercayaan.
Retensi Selektif, seseorang hanya akan mengingat stimulus apabila memang berkehendak untuk mengingatnya.
• Pemahaman (learning), adalah proses pengubahan pemikiran atau pemahaman seseorang karena adanya pengalaman-pengalaman pribadi (diri senditi ataupun orang lain) sebelumnya.
• Kepercayaan (belief), adalah deskripsi tingkat penerimaan pemikiran seseorang atas sesuatu objek atau gejala. Keyaki8nan mungkin berdasarkan pengetahuan pendapat semuanya mengandung faktor emosional. Tentu saja perusahaan manufaktur sangat tertarik dengan keyakinan yang ada dalam pikiran orang –orang tentang produk dan jasa mereka. Keyakinan itu membentuk citra produk dan merek dan orang bertindak berdasarkan citra tersebut. Yang paling penting dalam pemasar global adalah adanya fakta bahwa pembeli sering mempertahankan keyakian yang mudah dilihat tentang merek atau produk berdasarkan negara asal mereka. Beberapa penelitian negara asal telah menemukan hal-hal sebagai berikut :
Dampak negara asal bberbeda-beda menurut jenis produk
Negara-negara tertentu memiliki reputasi yangn baik atas produk tertentu
Kadang persepsi tentang negara asal dapat meluas melebihi produk-produk tertentu dan meliputi produk keseluruhan disetiap negara
Semakin menguntungkan citra suatu negara seharusnya semakin menonjol pula label “made in….” yang dipajang untuk mempromosikan suatu merek.
Sikap negara asal dapat berubah dari waktu ke waktu
• Sikap (Attitude), penilaian relatis seseorang suatu obyek atau pemikiran tertentu secara konsisten.
• Kepribadian (personality), adalah karakteristik psikologi yang relative konsisten terhadap respon akhir suatu objek dilingkungannya. Kepribadian biasa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi.Kepribadian menjadi variable yang sangat berguna dalam mengalisis konsumen asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat, dan asalkan mendapatkan kolerasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. Yang juga berkaitan dengan kepribadian adalah konsep-diri atau citra pribadi seseorang. Pemasar berusaha mengembangkan citra merek sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran. Mungkin saja konsep-diri actual seseorang (bagaimana memandang dirinya) berbeda dengan konsep-diri idealnya( ingin memandang diri seperti apa) dan konsep diri orang lain-nya ( bagaimana ia menganggap orang lain memandang dirinya) konsep-diri mana yng mau dipuaskan dalam melakukan suatu pembelian? Karena sulit menjawab pertnyaan itu teori konsep diri memakai catatan keberhasilan yang beragam salam mengamalkan tanggapan konsumen terhadap citra merek.
2. Faktor sosial, adalah pengaruh-pengaruh eksternal terhadap keputusan seseorang. Faktor tersebut meliputi peran seseorang dimasyarakat dan hubungan sosial terdekat yaitu keluarga sampai pengaruh budaya.
• Peran dan status
Peran, adalah kegiatan seseorang untuk menyatakan keberadaan, atau yang diharapkan pada diri dan lingkungannya. Status, adalah penghargaan umum kelompok atau masyarakat terhadap seseorang.
• Keluarga, merupakan organisasi pembelian (kosumen) yang paling penting dalam masyarakat dan menjadi objek penelitian yang penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan acuan primer yang paling berpengaruh kita dapat membedakan dua keluarga adalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang dari orang tua seorang mendaoatkan orientasi atas agama, politik, ekonomi serta ambisi pribadi, haraga diri dan cinta bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi dengan keluarganya pengaruh keluarga terhadap pembeli tetap akan berpengaruh signifikan. Dinegara-negara dimana orang tua tinggal dengan anaknya yang sudah dewasa, pengaruh mereka menjadi sangat besar. Pengaruh yang langsung terhadap pembeli dalam kehidupan sehari-hari adalah keluarga proreaksi yaitu pasangan anak-anak seseorang.
• Kelompok Reverensi, dalah kelompok yag secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang.
• Klas Strukture, adalah tingkatan adari struktur klas yang berjenjang dan relative permanen dalam persamaan nilai dan perilaku.
• Subkultur,adalah kelompok masyarakat yang mempunyai kesamaan sistem nilai berdasarkan situasi dan pengalaman hidupnya. Masing-masing budaya terdiri dari subkultur yang lebih kecil yang memberikan cirri sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya sub kultur terdiri dari budaya, kelompok, ras dan kelompok geoggrafis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
• Kultur, adalah perilaku keinginan yang paling mendasar, atau sistem nilai, presepsi, kebutuhan dan perilaku yang di pahami bagi setiap anggota masyarakat melalui keluarga atau kelompok penting lainnya.





PENUTUP
Kesimpulan
Pada model prilaku konsumen, proses prilaku dibedakan atas rangsangan dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedang proses pemgambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial. Semua itu bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri. Sehingga Dalam pengambilan keputusan (perilaku konsumen) ada 2 faktor yang mendukung yaitu faktor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman kepercayaan, sikap dan kepribadian seseorang. Dan faktor sosial meliputi aspek kultur, subkultur, kelas sosial, kelompok reverensi, keluarga serta peran dan status seseorang dalam kehidupan kelompok. Riset terhadap semua faktor-faktor ini dapat memberikan petunjuk bagaimana cara merangkul dan melayani konsumen agar lebih efektif.






DAFTAR PUSTAKA
Kotler,Philips,2000,ManajemenPemasaran1EdisiMillennium,NorthwesternUniversity, Indeks,Jakarta.
Budiarto,Teguh, 1993, Dasar Pemasaran, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Kotler,Philips,2000,ManajemenPemasaran2EdisiMillennium,NorthwesternUniversity, Indeks,Jakarta.