Laman

Sabtu, 26 Februari 2011

KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN




Nama   : HENI PUJIARTI
Npm     : 10208585
Kelas   : 3EA10
Tugas   : Komputerisasi Lembaga Keuangan Perbankan
Tugas Ke-1


PENDAHULUAN
        Simpanan masyarakat merupakan potensi modal dalam perekonomian. Agar potensi ini dapat bermanfat bagi pembagunan ekonomi, perlu disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan modal untuk membiayaan kegiatan yang produktif (pengusaha). Lembaga keuanga sangat diperlukan dalam perekonomian modern sebagai kelompok masyarakat yangkelebihan dan (rumahtangga) dan kelompo masyarakat yang memerlukan dana (pengusaha).
Lembaga keuangan berfungsi : 
  1. Melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) menggunakan uang dn instrument kredit.
  2. Menghimpun dana dari masyarkat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kemasyarakat dalam bentuk pinjaman. 
  3. Memberikan pengetahuan dan informasi, yaitu :
a.         Lembaga keuangan melaksanakan melaksanakan tugas sebagai pihak yangahli dalam analisis ekonomi dan kredit untuk kepentingan sendiri dan pihak lain (nasabah).
b.         Lembaga keungan berkewajiban menyebarkan informasi dan kegiatan berguna (menguntungkan) bagi nasabahnya.
4.      Memberikan jaminan
Lembaga keuangan mampu memberikan jaminan hukum dan moral mengenai keamanan dana masyarakat yang  dipercayakan kepada lembaga keuangan tersebut.
5.      Menciptakan dan memberikan likuiditas
Lembaga keuangan mampu memberikan keyakinan pada nasabahnya bahwa dana yang disimpan akan dikembalikan pada waktu dibutuhkan atau pada waktu jatuh tempo.

PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar diatas maka dibawah ini adalah penjelasannya :

PIHAK SURPLUS A: Menyimpan uangnya di bank, Kemudian oleh pihak bank uang tersebut di pinjamkan kepada pihak yang minus (pihak yang membutuhkan dana) sebesar 10.000.000,- dengan syarat membayar bunga (i2) sebesar 7%,. Dari bunga sebesar 7% tersebut pihak bank mendapatkan 2%, dan sisannya (i1) 5% dimiliki oleh pihak yang surplus. Gambar menunjukan  (i2) > dari (i1) karena pihak bank mengambil laba dari selisih bunga i2-i1 = laba.  Dalam gambar ini adalah pihak yang memiliki sumber dana bank. Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memperoleh keuntungan. Kemampuan bank memperoleh sumber dana yang dinginkan sangat mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam hal ini bank harus bisa menentukan untuk apa dana digunakan, seberapa sumber dana yang dibutuhkan, sehingga tidak salah menentukan pilihan
Jenis sumber-sumber dana bank : 
  1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, merupakan sumber dana dari modal sendiri. Maksudnya, modal setoran dari para pemegang sahamnya. Apabila saham yang terdapat dalam portebel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariaanya dapat dilakukan kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual sama tersebut dipasar modal.
    a.        Setoran modal dari pemegang saham, dalam hal ini pemilik dana dapat menyetorkan dana tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.
    b.         Cadangan-cadangan bank, maksudnya cadangan cadangan labapada tahun yang lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disedikan untuk mengantisipasi laba tahun yangakan datang.
    c.         Laba yang belum dibagi, merupakan laba yang belum dibagikan pada tahun iyang bersangkutan sehingga dapatdimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
    2.Dana yang berasal dari masyarakat luas, yaitu :
    a.        Simpanan Giro (Demand deposit), merupakan dana murah bagi bank karena bunga yang dibayar paling murah jika dibandingan dengan simpanan tabungan dan simpanan deposito.
    b.        Simpanan Tabungan(Saving deposit), merupakan simpanan tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, biliyet giro, dll.
    c.         Simpanan deposito (Time deposit), merupakan salah satu produk perbankan yang dapat dipilih nasabah untuk melakukan  investasi dalam bentuk surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan.
    3.                  Dana yang bersumber dari lembaga lain : Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, Pinjaman antar bank, Pinjaman dari bank-bank luar negeri, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). 

    PIHAK MINUS B : Karena keadaan terdesak dan terburu –buru bisa meminjam uang langsung ke pihak A, dengan membayar bunga (i3) sebesar 5%. Biasanya pihak B, meminjam uang untuk kebutuhan yang amat penting. Sehingga pihak B memilih langsung meminjam uang kepihak A tanpa menunggu uang terlalu lama.

    BURSA EFEK INDONESIA(BEI) :
    Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efe dan perusahaan publik yang berkaitan, dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Di Indonesia menggunakan istilah bursa efek untuk menyatakan pasar modal.
    Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan dibayar pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya.
    Saham : Keuntungan berupa deviden.

    BANK
    Bank umum adalah suatu kegiatan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat atau pihak lainnya kemudian mengalokasikan kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran.
    ASURANSI
    Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penangguangmengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi. Untuk mengamankan uang milik pihak B sebesar 10.000.000,- maka pihak bank berkerjasama dengan pihak asuransi, untuk mengasuransikan pihak tersebut. Tetapi, pihak asuransi menginginkan premi dari uang tersebut. Dimisalkan :
    1.      Asuransi ZKY

    Adalah pihak asuransi yang pertama kali dihubungi oleh pihak bank, tetapi asuransi ini hanya mampu mengasuransikan 2.500.000,- sisanya ia Reasuransikan kepada asuransi lain.yang sebesar 7.500.000,-. Reasuransi   adalah “Asuransi kembali oleh Penanggung baik seluruh atau sebagian risiko yang telah ditanggungnya kepada Penanggung lain” atau Proses dimana satu penanggung mengatur dengan satu atau beberapa penanggung lainnya membagi risiko dalam reasuransi.

    ·       Perusahaan yang mereasuransikan risikonya disebut Ceding Company
    ·       Perusahaan Asuransi yang menerima pertanggungan ulang dari Ceding Company sebut Reasuradur.
    ·       perjanjian Reasuransi antara Ceding Company dan Reasuradur, yang harus dibuat secara tertulis merupakan perjanjian terpisah dan berdiri sendiri dengan perjanjian antara Tertanggung dan Penanggung.
    Fungsi Reasuransi
    1.    Menaikkan kapasitas akseptasi Perusahaan Asuransi
    2.    Mendukung stabilitas keuangan perusahaan asuransi.
    Dalam prakteknya, apabila Reasuradur yang bersangkutan juga menampung risiko yang banyak pula, perusahaan tersebut dapat melemparkan kembali sebahagian risiko dimaksud dengan perusahaan Reasuransi lain baik didalam ataupun diluar negeri, cara mana disebut Retrosesi, untuk diketahui, Peraturan Pemerintah mengharuskan Perusahaan Asuransi di Indonesia tidak boleh menahan risiko (Retensi Sendiri – Own Retention) melebihi 10 % X Modal sendiri.
    2.      Asuransi KLM
    Hanya sanggup menangani 3.000.000,- untuk diasuransikan. Sisanya ia refocussi kepada asuransi lain.
    3.      Asuransi DEF
    Digambar menunjukan asuransi luar negeri, yang menangani sebesar 4.500.000,-

    PT ZKY adalah PT yang terbentuk dari pihak asuransi luar negeri. PT ZKY membentuk CLBK untuk mengamati saham. Misalkan Saham Bank Siti. PT ZKY, berkerjasama dengan PT. INFOP yang menghasilkan kartu kredit, berkerja sama dengan TD dan berakhir di bank.

    PENUTUP
    Kesimpulan
    Dari uaraian gambar diatas dapat kita lihat alur perputaran uang yang ada di bank. Dari mana uang itu berasal dan untuk apa. Sudah terjawab. Setelah itu bagaimana kita memahami dan mengamati perkembangan perbankan saat ini.

    Sumber : Bank dan Lembaga Keuangan Penerbit Gunadarma

    Senin, 21 Februari 2011

    KESALAHAN BERBAHASA TULISAN KE-2 BAHASA INDONESIA 2

    Nama : HENI PUJIARTI
    Npm : 10208585
    Kelas : 3EA10
    Tulisan ke-2 Softskill Bahasa Indonesia 2

    KESALAHAN BERBAHASA
    TULISAN KE-2 BAHASA INDONESIA 2
    I. Latar Belakang Masalah
    Dijaman modern ini kita dituntut untuk bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk menuju kearah yang baik kadang sering menemui permasalahan. Salah satunya yaitu kesalahan berbahasa. Yang mungkin tanpa kita sadari kita pernah melakukannya. Tulisan ini membantu pembaca untuk dapat mengetahui dan memahami, bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan mengetahui terlebih dahulu, kesalahan –kesalahan berbahasa, yang akan dibahas dalam penulisan ini. Adapaun kesalahan berbahasa tulisan ke-2 ini adalah lanjutan dari kesalahan berbahasa tulisan ke-1. Dalam kesalahan berbahasa tulisan ke-1 terdapat kesalahan-kesalahan berbahasa meliputi: ketidakefektifan kalimat, kesalahan pemilihan kata. Adapun yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu :
    1) Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
    2) Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
    3) Kesalahan Urutan Kata
    4) Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
    5) Kesalahan Penggunaan Konjungsi
    6) Kesalahan Penggunaan ‘yang’
    7) Kesalahan Pembentuk Jamak
    II. Permasalahan
    8) Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
    9) Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
    10) Kesalahan Urutan Kata
    11) Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
    12) Kesalahan Penggunaan Konjungsi
    13) Kesalahan Penggunaan ‘yang’
    14) Kesalahan Pembentuk Jamak

    III. Pembahasan masalah
    i. Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
    Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan penghilangan objek pada predikat berverba transitif.
    Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:
    Untuk saya mengerti bagaimana mahasiswa mahasiswa tentang pendidikan Indonesia dan khususnya pengajaran Bahasa Inggris. (salah)
    Saya mengerti pendapat para mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya sistem pengajaran Bahasa Inggris. (benar)
    Contoh kesalahan karena predikat kalimat yang tidak jelas
    (1) Umumnya kenakalan remaja dari rumah atau keluarga rusak. (salah)
    Umumnya, kenakalan remaja bermula dari keluarga yang tidak harmonis. (benar)
    (2) Dulu sebagian besar guru di Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka berangkat dari Tim Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana. (salah).
    Dulu, sebagian besar guru di Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka meninggalkan Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk sekolah-sekolah di sana. (benar).

    ii. Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat
    Kesalahan penggunaan preposisi ini berupa pemakaian preposisi yang tidak tepat dalam kalimat, tidak dipakainya preposisi dalam kalimat yang menuntut adanya preposisi, dan pemakaian preposisi yang tidak perlu dalam suatu kalimat.
    Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat:
    (1) Banyak barang-barang dibeli oleh toko-toko pakaian, makanan, tas, dan lain-lain. (salah)
    Banyak barang dapat dibeli di toko-toko itu seperti, pakaian, makanan, tas, dan lain-lain. (benar)
    (2) Saya kembali di hotel Radisson naik bis kecil. (salah)
    Saya kembali ke hotel Radisson naik bis kecil. (benar)
    Contoh kesalahan karena tidak adanya preposisi:
    (3) Kami pergi Pabrik Batik untuk mengerti tentang proses batik. (salah)
    Kami pergi ke pabrik Batik untuk mengerti proses membuat batik. (benar)
    (4) Hari ini kelompok semua pergi Sultan Palace naik bis besar. (salah)
    Hari ini, semua kelompok pergi ke ‘Sultan Palace’ dengan naik bis besar. (benar)

    iii. Kesalahan Urutan Kata
    Urutan kata dimaksudkan sebagai susunan kata untuk membentuk tataran yang lebih tinggi. Dalam bahasa Indonesia, pada umumnya, sesuatu yang diterangkan berada di depan yang menerangkan.
    Contoh kesalahan dalam urutan kata:
    Kadang-kadang orang yang datang baru menjadi terkejut, mereka harap memenuhi mimpi mereka. (salah)
    Kadang-kadang, orang yang baru datang menjadi terkejut karena mereka berharap mimpi mereka terpenuhi. (benar)

    iv. Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif
    Dalam bahasa Indonesia Konstruksi pasif dapat dibentuk dengan pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga yang mempunyai dua pola yang berbeda. Pola pertama dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal - (sufiks) + O menjadi pola pasif O + S + bentuk asal- (suifks) untuk pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga. Pola kedua dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal- (sufiks) + O menjadi pola pasif O + di - bentuk asal- (sufiks) + (oleh) + S hanya untuk pronomina orang ketiga.
    Contoh kesalahan penggunaan konstruksi pasif:
    (1) Tempat pemujaan ketiga kami mengunjungi adalah mesjid. (salah)
    Tempat pemujaan ketiga yang kami kunjungi adalah mesjid. (benar)
    (2) Dia diajarkan SMA kurikulum yang sama-sama di semua sekolah. (salah)
    Kurikulum SMA diajarkan sama di semua sekolah atau Kurikulum SMA dia ajarkan secara sama di semua sekolah. (benar)

    v. Kesalahan Penggunaan Konjungsi
    Konjungsi berfungsi sebagai penghubung frasa dan klausa dalam kalimat. Selain itu, konjungsi juga berfungsi sebagai penghubung antarkalimat dalam suatu paragraf. Kesalahan penggunaan konjungsi ini akan berakibat tidak jelasnya makna kalimat karena hubungan antarfrasa dan antarklausa tidak jelas
    Contoh kesalahan penggunaan konjungsi:
    Gereja ini membangun dengan uang dari orang-orang bahwa menghadiri gereja ini. (salah)
    Gereja ini membangun dengan uang dari orang-orang yang menghadiri gereja ini. (benar)

    6. Kesalahan Penggunaan ‘yang’
    Kesalahan yang dilakukan berupa penggunaan yang dalam kalimat yang tidak memerlukan ‘yang’ dan sebaliknya ‘yang’ tidak digunakan ketika kalimat-kalimat memerlukan yang untuk memperjelas makna kalimat tersebut.
    Contoh kesalahan penggunaan’ yang’:
    Saluran TV ini swasta dan mereka bisa menunjuk apa saja mereka yang mau. (salah)
    Saluran TV ini adalah saluran swasta dan mereka bisa mempertunkukan semua hal yang merek mau. (benar)

    vii. Kesalahan Pembentuk Jamak
    Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan mengulang nomina, penggunaan numeralia, dan penggunaan penanda jamak seperti, beberapa, sejumlah, para, banyak, sedikit, dsb. Kesalahan dalam hal ini adalah pemakaian bentuk beruntun ketika mereka membuat bentuk jamak. Mereka memakai penanda jamak tetapi nomina tetap diulang atau sebaliknya ada penanda tunggal tetapi nominanya jamak. Berikut ini beberapa contoh untuk mendukung penjelasan di atas.
    Contoh kesalahan penggunaan bentuk jamak:
    Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam trmpat-tempat wisata seperti Keraton, Taman Sari, pasar burung yang terletal di belakang Taman Sari. (salah)
    Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam tempat wisata seperti, Keraton, Taman Sari, dan pasar burung yang terletak di belakang Taman Sari. (benar)

    vi. Simpulan
    Dalam kesalahan berbahasa. Terdapat Kesalahan-kesalahan bahasa seperti ini : (1) ketidakefektifan kalimat (2) kesalahan pemilihan kata (3) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat (4) kesalahan pemakaian preposisi (5) pembalikan urutan kata (6) kesalahan penggunaan konstruksi pasif (7) kesalahan pemakaian konjungsi (8) ketidaktepatan pemakaian yang (9) kesalahan dalam pembentukan jamak. Kesemuannya apabila kita paham dengan penggunaan bahasa yang baik agar tidak ada kesalahan berbahasa.

    vii. Daftar Pustaka
    Tjiptadi, Bambang.1984.Tata Bahasa Indonesia. CetakanII. Jakarta: Yudistira.

    Hakim, Lukman dkk. 1978. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Seri Penyuluhan 9. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembngan Bahasa.

    Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta:Gramedia

    Hadi, Farid,1981. “Kesalahan Tata Bahasa.” Bahan Ceramah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

    Minggu, 20 Februari 2011

    KESALAHAN BERBAHASA TULISAN KE-1 BAHASA INDONESIA 2

    Nama : HENI PUJIARTI
    Npm : 10208585
    Kelas : 3EA10
    Tulisan ke-1 Softskill Bahasa Indonesia 2

    KESALAHAN BERBAHASA
    TULISAN KE-1 BAHASA INDONESIA 2
    A. Latar Belakang Masalah
    Dalam pemakaian bahasa sehari-hari sering kita tidak menyadari apakah pemakaian bahasa kita lakukan itu, apakah sudah benar atau tidak. Dalam ilmu bahasa Indonesia, bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas tentang kesalahan berbahasa. Sebelumnya akan dibahas pengertian bahasa. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan manusia untuk bertukar informasi. Dalam bahasa yang digunakan terdapat kesalahan-kesalahan berbahasa meliputi: ketidakefektifan kalimat, kesalahan pemilihan kata.

    B. Permasalahan
    (1) Ketidakefektifan kalimat
    (2) Kesalahan pemilihan kata

    C. Pembahasan Masalah
    Ketidak Efektifan kalimat adalah Kalimat yang dibuat mengandung lebih dari satu kesatuan informasi sehingga sering menimbulkan kerancuan dan ketidaktepatan arti. Adapun sebab- sebab ketidak efektifan kalimat yaitu:
    1) Pleonasme adalah kalimat yang berlebihan dan tumpang tindih
    contoh :
     Banyak siswa-siswa yang datang terlambat upacara sehingga mereka dihukum. (salah)
    Banyak siswa yang datang terlambat upacara sehingga mereka dihukum. (benar)
     Rumah itu terbakar disebabkan karena hubungan arus listrik. (salah)
    Rumah itu terbakar karena hubungan arus listrik. (benar)
     Para hadirin dimohon berdiri ! (salah)
    Hadirin dimohon berdiri ! (benar)

    2) Kontaminasi adalah merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
    contoh:
     Orang itu sangat baik sekali (Salah)
    Orang itu sangat baik (benar)
    Kata sangat baik sekali salah karena menggunakan kata sangat dan kata sekali dalam satu kalimat.

    3) Tidak memiliki subjek
    Contoh:
     Buah jeruk mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
    Di dalam buah jeruk terkandung vitamin C. (KPS) (benar)
    Di dalam buah jeruk mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

    4) Adanya kata depan yang tidak perlu
    Contoh :
     Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat. (salah)
    Perkembangan teknologi informasi sangat pesat. (benar)
     Kepada siswa kelas I berkumpul di aula. (salah)
    Siswa kelas I berkumpul di aula.(benar)
    Selain daripada bekerja, ia juga kuliah. (salah)
    Selain bekerja, ia juga kuliah. (benar)

    5) Salah nalar
    Contoh :
     Bu, saya minta izin ke belakang. (salah) (toilet tidak selalu berada di belakang)
    Bu, saya minta izin ke toilet (benar)
     Bella mengajak temannya naik ke atas. (salah) (naik selalu ke atas)
    Bella mengajak temannya naik.(benar)

    6) Kesalahan pembentukan kata
    Contoh :
     Ia mengenyampingkan tugas kuliahnya. (salah)
    mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
    Ia mengesampingkan tugas kuliahnya.(benar)
     Rani sedang menyetop bis sekolah. (salah)
    menyetop seharusnya menstop
    Rani sedang mensetop bis sekolah. (benar)

    7) Pengaruh bahasa asing
     Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel)
    (kata daripada dihilangkan)
    Sebab-sebab perselisihan … (benar)
    Saya telah katakan … (I have told)
    (Ingat: pasif persona)
    Telah saya katakan (benar)

    8) Pengaruh bahasa daerah
    - … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka)
    (seharusnya sudah hadir)
    - … oleh saya. (Sunda: ku abdi)
    (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

    9) Konjungsi
    Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
    Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
    1. Konjungsi antarklausa
    a. Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
    b.Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
    2. Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
    3. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.

    2. Kesalahan Pemilihan Kata
    Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan penulis. Kesalahan yang dilakukan itu meliputi :
     Penggunaan kata-kata yang merupakan hasil terjemahan secara harafiah dan Kesalahan penggunaan kata terjemahan yang bersinonim, seperti kata to leave yang terjemahan bahasa Indonesianya meninggalkan dan berangkat.
     Pengunaan sinonim kata yang tidak tidak benar-benar tepat sebagaimana dituntut konteks kalimat tertentu.
     Kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip, seperti penggunaan ada dan adalah , mudah dan murah, dsb.
    Pasangan kata seperti inilah yang sering dikacaukan dalam penggunaannya. Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering adalah kata ada yang dikacaukan dengan kata adalah; penggunaan pronomina kita dengan kami (yang dalam bahasa Inggris ‘us’); kata berangkat dengan kata meninggalkan; kata cara dengan kata secara; kata tidak dengan kata bukan; kata ada dengan kata mempunyi. Beberapa contoh kesalahan pembelajar dalam memilih kata di paparkan di bawah ini.
    Contoh kesalahan pemilihan kata:
    a) Saya berbicara dengan sopir sambil naik. Dia ada sopir untuk enam tahun.
    b) Situasi ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.
    c) Adalah banyak penjual dan pembeli dalam pasar.
    Alternatif pembenarannya:
    a) Situasi ini membingungkan anak-anak dan sangat mempengaruhi mereka.
    b) Saya berbicara dengan sopir ketika sudah di dalam taksi. Dia sudah menjadi sopir selama enam tahun.
    c) Ada banyak penjual dan pembeli di dalam pasar itu.


    D. Simpulan
    Dalam kesalahan berbahasa didapat ketidakefektifan kalimat dan kesalahan pemilihan kata. Yang telah diuraikan sebelumnya. Semua ini adalah kesalahan berbahasa yang mungkin tidak sengaja sering dilakukan. Oleh, karna itu diharapkan setelah membaca tulisan ini dapat menjadi pembaca mengerti berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

    E. Daftar Pustaka
    Hadi, Farid,1981. “Kesalahan Tata Bahasa.” Bahan Ceramah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
    Hakim, Lukman dkk. 1978. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Seri Penyuluhan 9. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembngan Bahasa.
    Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta:Gramedia
    Parera, J.D.1983. Menulis tertib dan sistematik. Cetakan 1. Airlangga.

    Sabtu, 19 Februari 2011

    KARANGAN ILMIAH, KARANGAN SEMI ILMIAH DAN KARANGAN NON ILMIAH

    Nama : HENI PUJIARTI
    Npm : 10208585
    Kelas : 3EA10
    Tugas : Sofsklill Bahasa Indonesia 2
    Tugas Ke-2

    KARANGAN ILMIAH, KARANGAN SEMI ILMIAH DAN
    KARANGAN NON ILMIAH

    I. Latar Belakang Masalah
    Dijaman yang sudah modern ini banyak aktifitas yang dilakukan oleh manusia. Salah satunya yaitu dengan menulis. Menulis bagi sebagian kalangan mahasiswa adalah suatu keharusan sebagai rutinitas sehari- hari yang sering dilakukan. Menurut sebagian orang kebebasan berekspresi dengan menulis dapat dittuangkan dengan baik, tentunya untuk hal yang lebih bermanfaat. Adapun tulisan memiliki banyak bentuk salah satunya yaitu karangan. Karangan adalah penulisan yang bersifat ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah. Perbedaan karangan dapatdilihat dari keknik penulisan dan ciri masing –masing karangan yang memiliki khas tersendiri, Maka dalam tulisan ini dijelaskan tentang perbedaan karangan yang dilihat dari ciri masing-masing karangan.

    II. Permasalahan
    Apa pengertian dari karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah ?
    Apa ciri-ciri karangan ilmiah dan non ilmiah?

    III. Pembahasan Masalah

    1. Karangan Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan dengan penulisan yang baik dan benar. karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi
    Ciri-ciri karangan Ilmiah :
    • Menyajkan fakta objektif secara sistematis
    • Penulisan cermat, tepat dan benar serta tidak membuat terkaan
    • Tidak mengejar keuntungan pribadi
    • Sistematis
    • Tidak menonjolkan perasaan
    • Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung
    • Tidak Persuasif
    • Tidak Argumentatif
    • Tidak Melebih lebihkan sesuatu

    Jenis-jenis karangan ilmiah yaitu:
    • Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
    • Tesis: karya tulis ilmiah yang menggunakan fakta objektif berdasarkan aplikasi dan sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
    • Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta dengan menggunakan analisis yan terperinci.
    • Makalah adalah kertas kerja yang penyampaiannya secara langsung karya dan menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.

    2. Karangan Semi Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangansemi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.

    3. Karangan Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis
    contoh karya tulis non-ilmiah yaitu cerpen, puisi, novel, komik dll.

    Ciri karangan non ilmiah:
    a) Bersifat persuasif
    b) Ditulis berdasarkan fakta pribadi
    c) Fakta yang disimpulkan subyektif
    d) Bersifat imajinatif
    e) Gaya bahasa konotatif dan populer
    f) Situasi didramatisir
    g) tidak memuat hipotesis
    h) Penyajian dibarengi dengan sejarah

    IV. Simpulan
    Perbedaan karangan ilmiah, non ilmiah dan semi ilmiah daat dilihat dari teknik penulisan masing-masing karangan yang memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga memudahkan kita untuk membedakannya.

    V. Daftar Pustaka
    Suhartono. 2005. Dasar –dasar menulis karangan.Bengkulu:Unit Penerbitan FKIP.

    Slametmulyana. 1960. Kaidah Bahasa Indonesia 2. Jakarta.Jambatan.

    Moeliono, Anton M. 1982.”Penataran penulisan ilmiah.” Jakarta: Universitas Indonesia.

    Halim, Amran. 1983. Pembinaan bangsa Indonesia. Jakarta: Gramedia

    Jumat, 18 Februari 2011

    PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

    Nama : HENI PUJIARTI
    Npm : 10208585
    Kelas : 3EA10
    Tugas : Sofsklill Bahasa Indonesia 2
    Tugas Ke-1

    PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
    I. Latar Belakang Masalah
    Penelitian berasal dari hasrat keingintahuan manusia akan suatu masalah. Biasanya berupa pernyataan- pernyataan yang timbul dari permasalahan yang ingin diselesaikan, sehingga memperoleh pengetahuan baru yang dianggapnya benar. Pengetahuan baru berasal dari penalaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penalaran adalah satu proses berfikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.
    Data yang dapat digunakan untuk penalaran untuk mencapai satu simpulan yang berbentuk kalimat pernyataan. Data atau fakta yang dinalar itu boleh benar dan tidak benar. Disinilah letaknya kerja penalaran. Orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak data yang belum jelas kebenaranya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai simpulan. Satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Disini saya akan membahas dua jenis penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.

    II. Permasalahan
    a. Definisi penalaran deduktif ?
    b. Macam – macam penarikan simpulan secara deduktif ?
    c. Definisi penalaran induktif ?
    d. Beberapa bentuk penalaran induktif ?

    III. Pembahasan Masalah
    a. Definisi Penalaran Deduktif
    Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari proporsisi tempat menarik simpulan itu. Proporsisi tempat menarik simpulan disebut premis.

    b. Macam -macam penarikan kesimpulan secara deduktif
    Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
    Menarik simpulan secara langsung ditarik dari satu premis.
    Contoh :semua S adalah P (premis)
    sebagian P adalah S
    semua ikan berdarah dingin (premis)
    sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)
    Menarik simpulan secara tidak langsung, memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan prems yang ke dua adalah premis yang bersifat khusus.

    c. Definisi Penalaran Induktif
    Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

    d. Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
    1. Generalisasi adalah proses yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapat simpulan yang bersifat umum.
    Contoh :
    Jika dipanaskan besi memuai.
    Jika dipanaskan, tembaga memuai.
    Jika dipanaskan emas memuai.
    Jadi, jika dipanaskan logam memuai.
    2. Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
    Contoh :
    Nina adalah lulusan akademi A.
    Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
    Ali adalah lulusan akademi A
    Oleh sebab itu Ali dapat menjelaskan tugasnya dengan baik.
    3. Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala yang saling berhubungan.
    Contoh : Tombol ditekan akibatnya bel berbunyi.

    IV. Simpulan
    Kedua penalaran tersebut di atas (penalaran deduktif dan induktif), seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Jika penalaran deduktif lebih menekankan pada kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Sedangkan penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif yaitu pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

    V. Daftar Pustaka
    Arifin,Zaenal,E dan Tasai,Amran,S.1992.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan tinggi. Akademika Presisindo.
    Tjiptadi, Bambang.1984.Tata Bahasa Indonesia. CetakanII. Jakarta: Yudistira.
    Mustakim.1991.Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa